*CATATANKU*
Dingin telah luruh
Dan gigil menuai pilu
Aku dengan sakit dan bahagia yang berbeda
Menulis sejarah dengan tinta sendiri
Berlumur air mata pedih,
Luntur wajahku,
Menuai pilu menusuk,
Relung batinku.
Duka menerkam kepala,
Keadaan tersisih menuai sepi,
Meski rindu terus menatapku, sesekali rindu menyapaku
Raga di sini, batin di sana sungguh bagai siksa kerinduan terhadap robbku...
Lalu semesta menyapa
Sebagaimana hujan menghadiahi rerumputan dan bunga
Setelah sekian lama meringkuk dikepung kata-kata,
Hanya puisi isyarat rindu,
Menebar teror bagi kisah lusuh.
Bogor, Nov-Des 2022
No comments:
Post a Comment