Tunai
Untukmu
Pejalan singkat
Tinggalkan jejak melekat
Bersamamu tanpa ada sekat
Menuai kisah sesaat
Semoga menjadikanmu bermatabat
Andai ku tak di sini lagi bersamamu tahun depan
Cukup kamu sekarang dalam dekapan
Sebagai bekal mengarungi masa di depan
Nyata di peraduan
Begitu banyak ujian untukku
Namun ku tak bersabar diri
Begitu banyak nikmat
Namun ku sedikit mensyukuri
Begitu banyak anugerah
Namun sering ku lupa diri
Sampai akupun malu sendiri
Duhai ramadan
Ingin ku bermanja lagi
Tahun depan
Mengukir khusyunya ibadah
Mengulang indah bertilawah
Menangis di atas sajadah
Dengan tangan menengadah
Mengharap selalu lailatul qodar
Andai ku tak berjumpa denganmu lagi
Titip salam rinduku kembali
Agar aku nyenyak bermimpi
Dengan memetik amal sholih
Selamat jalan ramadan
Rindu ini akan selalu mendera
Tamu yang beberapa saat lalu bertandang
Kini berkemas untuk pulang
Kala senja tumbang di kaki barat, terbenam
Alunan takbir, berkumandang
Layaknya pohon apel yang ditanam. Se-intensif apapun kita merawatnya, pasti ada saja buah yang tumbuh tidak sesuai harapan, bisa jadi busuk sebelum dipetik, atau bunga yang gugur sebelum bekembang dan mekar.
Tetapi tidak adil jika menggeneralisasikan bahwa pohon itu jelek secara keseluruhan.
Seperti itu juga sikap dan lakuku Sehati-hati apapun tindakan meminimalisir, tetap saja ada kekeliruan yang tanpa sengaja terumbar. Mungkin ada kata yang tak sesuai takaran, ucap yang tak layak didengar, atau tindak yang tak sedap dipandang.
Hantaran maaf semoga jadi jalan keluar.
Minal aidzin wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin.
No comments:
Post a Comment