Goresan di siang hari

Tidak ada yang salah jika kuhanya memandanginya dari kejauhan. Tidak ada yang salah jika kuhanya menghirup sisa-sisa napas bahagia yang baru saja membuat kupu-kupu kembali hinggap di pundakmu. Tidak ada salahnya jika kuhanya duduk di sana, mendengar ocehan burung-burung itu yang karenanya angin berhenti memberimu napas. Tapi aku yakin kau akan tetap hidup walau hanya dengan harapan, angin akan kembali.

Terkadang aku berpikir, kau bersalah dalam hal ini, terlalu dalam menyisakan hal indah yang terlewati. Sudah puaskah hatimu mendengar burung-burung itu berbicara —dengan bahasanya— kepada angin, hingga angin pergi, tanpa sepatah kata pun, meninggalkanmu dan tak lagi menghembuskan kebahagiaan, sampai kupu-kupu itu enggan hinggap di pundakmu lagi? Aku tebak, kau puas. Atau mungkin, menyesal.

Secarik kertas goresan kecilku. Ah, betapa rasa ingin untuk membakarnya terasa sangat membuncah. Surat itu dariku, untuk angin. Sebenarnya cukup dibiarkan saja di jendela, toh jika angin tahu itu untuknya, dia pasti akan langsung mengambilnya. Bukan temanku wahai angin, jika tidak melakukan hal yang aneh....

No comments:

Post a Comment

Berlibur ke Tanjung Lesung

  Banten- Kelelahan terbayar setelah hampir 4.30 jam perjalanan untuk sampai ke Tanjung Lesung. Tanjung Lesung terletak di Desa Tanjung Jawa...